Prof. Iwan menekankan pentingnya keberanian mahasiswa untuk menembus batas dan meraih peluang global
Sumbawa, 12 April 2025 - STKIP Paracendekia NW Sumbawa kembali menunjukkan komitmennya dalam menanamkan visi global kepada para mahasiswanya.
Lewat kegiatan Temu Alumni yang digagas oleh Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) di Aula STKIP Paracendekia NW Sumbawa, kampus hijau ini
menghadirkan sosok inspiratif yang telah merantau jauh menembus batas negara:
Zhahirullah Alamudy, alumni Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris angkatan
2018 yang telah meniti karier di Australia selama lima tahun.
Kehadiran Zhahir, sapaan akrabnya, bukan hanya sebagai
alumni, tapi juga sebagai gambaran nyata dari visi global yang selama ini
ditanamkan kampus hijau STKIP Paracendekia NW Sumbawa. Melalui pengalamannya,
ia memberikan motivasi dan pesan kepada adik-adik tingkatnya untuk berani
melangkah dan menjelajahi dunia.
Ketua STKIP, Prof. H. Iwan Jazadi, M.Ed., Ph.D., menyambut baik terselenggaranya kegiatan ini.
Ia mengapresiasi inisiatif mahasiswa yang dibimbing langsung oleh Pembantu
Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Bapak Irfan Hamonangan Tarihoran, S.S., M.Hum.,
sebagai bentuk nyata sinergi antara mahasiswa dan pimpinan kampus dalam
mendukung semangat bertumbuh dan berdaya saing.
Prof. Iwan menekankan pentingnya keberanian mahasiswa untuk
menembus batas dan meraih peluang global. Ia bahkan menanggapi tagar
#kaburajadulu yang sedang ramai di media sosial sebagai bentuk temporary escape
yang bisa dimaknai positif. “Selama itu dilakukan dengan tujuan memperbaiki
taraf hidup dan pengembangan diri, seperti yang telah dibuktikan oleh Zhahir,
maka itu adalah langkah berani yang patut ditiru,” ujar Prof. Iwan.
Dalam sesi sharing, Zhahir membagikan pengalamannya merantau
ke negeri orang. Ia menjelaskan berbagai jalur legal untuk bisa bekerja dan
tinggal di luar negeri khususnya Australia, seperti Working Holiday Visa (WHV)
yang ia gunakan, Skilled Visa, maupun Student Visa. Menurutnya, yang paling
penting adalah kemauan untuk mencoba.
“Kalau punya niat dan tekad, selalu ada jalan. WHV bisa jadi
titik awal yang sangat mungkin dicoba oleh teman-teman di sini. Selain menambah
pengalaman, secara ekonomi juga sangat menjanjikan,” jelasnya.
Zhahir menyebutkan bahwa selama bekerja di Australia, ia
bisa memperoleh penghasilan antara 45 hingga 65 juta rupiah per bulan, atau 500
- 800 juta rupiah per tahun, tergantung dari skill dan jenis pekerjaan. Namun
lebih dari sekadar angka, ia menekankan pentingnya investasi pada diri sendiri.
“Yang paling terasa selama di luar negeri itu bukan hanya
soal penghasilan, tapi bagaimana skill dan kemampuan diri sangat menentukan.
Makin banyak skill yang kita punya, makin besar peluang yang terbuka,” ujarnya.
Menutup sesi berbagi, Zhahir menyampaikan kabar bahwa
setelah lima tahun di Australia, ia kini akan melanjutkan karier ke Amerika
Serikat melalui Diversity Visa Program. Ia menyampaikan terima kasih kepada
almamater yang telah menanamkan semangat dan mindset global sejak masa kuliah.
“STKIP telah memberi saya fondasi yang kuat untuk berani
bermimpi besar. Saya yakin, banyak dari teman-teman di sini yang juga bisa
mengikuti bahkan melampaui jejak saya,” pungkasnya. Humas