LIPUTANNTB.NET- Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menyebutkan, program makan bergizi gratis di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan dimulai di 932 titik pada 2 Januari 2025.
Hal itu
disampaikan Dadan saat sambutan pada acara Simposium Pangan Nasional bertema
“Program Makan Bergizi Gratis sebagai Motor Penggerak Transformasi Sistem
Pangan Tangguh Berbasis Potensi Pangan Fungsional dan Kearifan Lokal-Nasional”
di Indofood Tower, Jakarta, Senin (25/11/2024).
“InsyaAllah
Januari (2025) kita akan lakukan program secara masif, dimulai dari 932 titik.
Nanti akan berkembang menjadi 2.000 titik di April (2025), kemudian berkembang
menjadi 5.000 titik di bulan Juli-Agustus (2025),” kata Dadan.
Dadan
menyebutkan, program akan menjangkau 82,9 juga penerima yang terdiri dari anak
sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak bawah lima tahun (balita).
Ia
mengatakan, akan ada sekitar 30.000 satuan pelayanan yang melayani program
makan bergizi gratis.
“Basisnya,
membangun satuan pelayanan dengan satu satuan pelayanan melayani 3.000 anak,
dengan penentuan titiknya berdasarkan basis pola,” tutur Dadan.
Dadan
mengatakan, 30.000 satuan pelayanan itu akan mengakomodir sekitar 1,5 juta
orang memiliki pekerjaan baru.
“Ibu-ibu
yang tadi nganggur, tiba-tiba dapat penghasilan Rp 2 sampai 2,5 juta per
bulan,” ujar Dadan.
Pada
Desember 2024, Badan Gizi Nasional berencana melalukan pilot project program
secara meluas di seluruh Indonesia. “Desember ini, kami akan lakukan pilot
project meluas di seluruh Indonesia, dari mulai Sabang sampai Merauke. Kami
sudah siapkan seluruhnya,” kata Dadan.
Sebelumnya,
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy mengatakan, pelaksanaan program
makan bergizi gratis dibagi menjadi tiga tahap sepanjang 2025.
Hal itu
disampaikan Rachmat pada acara Core Economic Outlook 2025 di Taman Ismail
Marzuki, Jakarta, Sabtu (23/11/2024). Pada periode Januari-Maret, penerapan
makan bergizi gratis menyasar 2,95 juta siswa dan santri, serta 510.000 ibu
menyusui, ibu hamil, dan balita dengan alokasi anggaran sebesar Rp 3,48
triliun.
Lalu pada
periode April-Juni, menyasar 6 juta siswa dan santri, serta 1,08 juta ibu
menyusui, ibu hamil, dan balita dengan alokasi anggaran sebesar Rp 6,69
triliun.
Kemudian
pada Juli-Desember, menyasar 15 juta siswa dan santri, serta 2,89 juta ibu
menyusui, ibu hamil, dan balita dengan alokasi anggaran sebesar Rp 41,34
triliun. Source: JAKARTA, KOMPAS.com