LIPUTAN NTB -- Karakter sesorang ddipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu, 1) faktor genetik, dan 2) faktor lingkungan.
Pembentukan karakter secara genetik, memang tidak ada gen khusus yang dibawa dari lahir baik yang diturunkan oleh pihak ibu ataupun bapak kepada anak.
Oleh karena itu dapat kita cermati dari berbagai cerita yang ada baik di masa lampau maupun masa sekarang. Masa lampau misalkan pada zaman Nabi Luth A.S, meski nabi Luth seorang yang punya karakter unggul di hadapan Tuhan Yang Maha Esa dan begitu juga dihadapan manusia tidak lantas karakter unggul Nabi luth a.s turun secara genetik kepada anaknya.
Faktor utama yang mempengaruhi karakter adalah lingkungan. Dalam ajaran islam yang agung dinyatakan secara implisit bahwa karakater sesorang dipengaruhi oleh lingkungan.
Lingkungan berperan besar dalam membentuk karakter seseorang. Lingkungan pertama yang memberikan pengaruh lingkungan keluarga.
Di keluarga anak diajarkan norma dan etika dalam bersikap dan bertutur kata dengan anggota keluarga inti. Keluarga tempat fondasi karakter dimulai.
Lingkungan kedua sekolah, sekolah sebagai isntitusi moral. Di sekolah anak-anak dikondisikan atmosfir lingkungannya. Sekolah membuat ekosistem rekayasa untuk menumbuhkan kembangkan karakter anak.
Proses ini yang dilakukan di SMAN 1 Rhee dalam menguatkan karakter anak-anak. Karakter yang dikuatkan di SMAN 1 Rhee selaras dengan paradigma pembelajaran baru pada kurikulum merdeka.
Sebagaimana diungkapkan oleh kepala SMAN 1 Rhee Herdiyanto, S.Pd.,M.Si. Bahwa dalam kurikulum merdeka karakter yang dikuatkan yakni profil pelajar pancasila. Profil pelajar pancasila meliputi ;
1) keimanan dan ketaqwaan kepada TYMHE dan berakhlak mulia.
2) mandiri,
3) gotong royong,
4) bernalar kritis,
5) kreatif, dan
6) berkebinekaan global.
Wujud dari proses penguatan karakter tersebut diungkapkan oleh kepala sekolah, untuk penguatan karakter keimanan dan ketaqwaan kepada TYMHE dan berakhlak mulia, sekolah membuat program literasi religi.
Pada kegiatan literasi religi di pagi hari sebelum pembelajaran dimulai, anak-anak beserta Bapak/Ibu guru dan tenaga administrasi melaksakan sholat duha secara berjamaah dan membaca al-quran yang dilakukan pada haris selasa s.d. sabtu, adapun untuk agama lain menyesuaikan.
Bentuk kegiatan lainnya sholat zuhur berjamaah di mushollah sekolah dan juga dengan membudayakan sikap senyum, sapa, salam, sopan santun, dan santun serta sayangi yang kecil, hormati yang besar, dan hargai sesama (5s dan SHS).
Penguatan karakter mandiri dilakukan dengan membiasakan anak untuk disiplin patuh dan taat dengan aturan sekolah. Penguatan karakter gotong royong melalui kegiatan bersama membersihkan lingkungan sekolah dan membiasakan anak untuk berkolaborasi dalam belajar melalui pembentukan kelompok belajar kecil.
Penguatan karakter bernalar kritis dan kreatifi dikuatkan melalui pelaksanaan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai kebutuhan belajar anak sehinga anak merdeka dalam belajar. Dan juga kegiatan Sabtu Aksi Budaya dan Olahraga (SABOGA).
Dan terkahir penguatan karakter kebinekaan melalui kegiatan penggunaan pakaian adat daerah, aksi budaya daerah, dan juga melalui penciptaan tari kreasi. Demikian cara menguatkan karakter unggul di SMAN 1 Rhee, kata kepala sekolah.
Penulis Joni Irawan