Joni rawan, S.Pd., M.Si
Joni rawan, S.Pd., M.Si
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

Bincang Khusus Didin Maninggara dari liputanntb.id Dengan Gubernur NTB Seputar Pilkada Sumbawa


Dr. H. Zulkieflimansyah, M.Sc lebih dikenal dengan nama Dr Zul. Menjadi Gubernur NTB dalam momentum yang tepat, buah manis pilihan rakyat pada pilkada 2018, bersama pasangannya, Dr. Hj. Siti Rohmi Djalillah, M.Pd

---------------------------------

liputanntb.id - Semangat dan ketekunannya mendalami khasanah ilmu dan cakrawala Islam seiring arus deras pemikiran Islam kalangan muda di kampus-kampus untuk kembali kepada Al Qur'an yang dipicu Revolusi Islam Iran pada dekade 80 - 90, mengantar laki-laki kelahiran Sumbawa tahun 1972 itu menjadi Ketua Senat Mahasiswa Universitas Indonesia. Kemudian, menjelma menjadi politisi bergabung di Partai Keadilan (PK) dan berganti nama Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Tak mudah, seseorang menjadi ketua senat mahasiswa saat itu. Apalagi, sekelas UI yang pada rezim Orde Baru mendapat label Kampus Kuning karena suka demonstrasi turun ke jalan melakukan mimbar bebas, meneriakkan demokratisasi dan penegakan supremasi hukum yang berkeadilan dengan mengenakan seragam jaket kuning.

Sebagai ketua senat mahasiswa, Zul tidak saja terpanggil jiwa kemahasiswaannya, tapi juga tanggung jawab civitas akademika untuk turut mengawal arah proses demokrasi. Untuk itu, ia memperkuat diri secara politik dengan menjadi aktivis partai baru, PKS yang kala itu didominasi kalangan muda intelektual bersemangat pembaharu.

Dari PKS itulah, Zul menapaki perjalanan politik yang gemilang. Ia mendapat mandat rakyat menjadi anggota DPR RI daerah pemilihan Provinsi Banten tiga periode berturut-turut.

Perjalanan karir politiknya, baik di DPR maupun di PKS menjadikan pendiri Universitas Teknologi Sumbawa itu, sebagai politisi senior yang mumpuni, kaya pengalaman, ide dan gagasan dengan semangat melakukan pembaharuan yang multi perubahan.

Gerak kiprahnya dalam kapasitas sebagai tau Samawa (orang Sumbawa) sangat kelihatan kecerdasannya yang multi aspek, tatkala pertama kali saya memawancarai di tempatnya kuliah, Kampus UI di Depok pada 1995. Paradigma pemikiran politiknya memperlihatkan narasi yang akomodatif dan konsolidatif, sembari menampilkan corak kritis yang konstruktif (dimuat di majalah Sengo Samawa dan tabloid mingguan politik Swadesi, April 1995).

Di tengah kesibukannya yang luar biasa, termasuk menerima tamu yang datang silih berganti. Gubernur Dr Zul menerima saya tepat jam 10 Senin malam, 24 Februari 2020 di pendopo untuk sebuah bincang khusus selama 15 menit.

Agenda awalnya, bincang khusus tentang pilkada di 7 kabupaten/ kota dari 10 daerah se NTB. Namun karena beberapa tamu yang antri, bincang-bincang pun dibatasi seputar pilkada Sumbawa.

Dengan santai terkesan tanpa beban, ia memulai dengan menanyakan saya ihwal dinamika yang berkembang di Sumbawa. Saya pun mengurai singkat dari sisi yang mungkin substantif. Yaitu, dilema PKS antara mengusung kader internal atau eksternal.

Lalu giliran saya bertanya.

Tanya : Bagaimana gubernur melihat perkembangan tahapan pilkada Sumbawa?

Jawab : Saya mengikuti, semuanya masih berproses, seperti ke mana air mengalir, sama halnya dengan pilkada di daerah lainnya di NTB.

Tanya : Bisa lebih dijelaskan?

Dr Zul : Perlu saya jelaskan, kita semua memahami, bahwa pilkada itu, sesungguhnya rutinitas lima tahunan, seperti halnya pemilu presiden dan legislatif.

Adapun dinamika yang ada merupakan suatu hal yang wajar dalam konteks bisa sama dan berbeda pada tiap daerah. Tentu pula cara pandang menyikapinya bisa sama, bisa tidak sama.

Satu hal yang penting untuk dipahami, bahwa pilkada, pilpres, pemilu legislatif merupakan hajat demokrasi yang diamanatkan konstitusi, dan juga hajat berdemokrasi rakyat untuk memilih dan menentukan langsung pemimpinnya.

Tanya : Bagaimana dengan Andy Tirta yang direkomendasikan PKS, tapi batas waktu rekomendasinya berakhir 28 Februari ini?

Dr Zul : Itu urusan panitia. Saya tidak ikut campur. Hal yang begitu fleksibel saja dan dinamis.

Tanya : Penjelasan yang lain?

Dr Zul : Ini yang lebih perlu saya jelaskan, saya di politik sudah cukup lama dan pernah tiga periode di DPR. Tentu sangat tahu cara-cara berpolitik yang baik, apalagi beretika.

Dalam politik dan berpolitik, saya tanamkan prinsip, jangan sampai kita mencederai karena kalau mencederai kita pasti diciderai. Ini harus dihindari.  Hubungan saya baik dengan Pak Husni, Pak Amin, Jarot, Mukhlis dan yang lain. Berjalan seperti biasa.

Perbincangan diakhiri, saya pun pamit, karena dua tamu jurnalis lain: Agus Talino dan Raka (redaktur pelaksana SuaraNTB.com) yang duduk satu ruangan dengan saya, ada wawancara khusus. Sementara di bruga pendopo masih antri beberapa tamu lagi. (Bersambung ke Episode 36). @DM 250220

Berbagi

Posting Komentar