Presiden
Joko Widodo memberi sinyal akan melakukan bongkar pasang menteri
Kabinet Kerja. Jokowi menyebut ada sejumlah menteri yang bekerja di
bawah target yang ditetapkan.
Partai NasDem mendukung rencana Jokowi untuk melakukan reshuffle jika ada kinerja menterinya yang dianggap kurang baik.
Partai NasDem mendukung rencana Jokowi untuk melakukan reshuffle jika ada kinerja menterinya yang dianggap kurang baik.
Sidang
Ahok. ©POOL/IRWAN RISMAWAN
"Untuk program presiden berjalan,
dan leadershipnya
Sebagai partai pendukung Jokowi di Pilpres 2019, NasDem ingin membantu memastikan program pembangunan yang telah dirancang berjalan dengan baik.
"NasDem itu mendukung presiden memastikan bagaimana pembangunan program presiden berjalan dengan baik di kabinet. NasDem kan sudah menyatakan dukung kembali Jokowi di Pilpres 2019," tegasnya.
Nama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama disebut-sebut akan diplot Jokowi sebagai menteri. Bergulir rumor, Jokowi akan memberikan Ahok jabatan di pos Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
Jhonny menegaskan NasDem tak mau berandai-andai dan memilih menunggu keputusan Jokowi. Hanya saja, dia menilai tidak ada halangan bagi Ahok untuk mendapat tugas sebagai menteri.
"Terkait Pak Ahok sampai dengan saat ini itu kewenangan presiden. Sampai sekarang kan enggak ada yang menghambat pak Ahok jadi menteri. Tapi kita kan bukan presiden, kita akan tunggu dari pak Jokowi," terangnya.
Di tengah rumor yang mencuat, Jhonny memahami muncul pula pro kontra terkait proses hukum Ahok dalam kasus penistaan agama. Dia meyakini Jokowi akan mempertimbangkan masak-masak para calon pembantunya jika reshuffle dilakukan.
"Pasti ada yang nanya, Pak Ahok kan belum selesai sidangnya, nah reshuffle kabinet kan juga belum. Tapi semua masukan dari politik, lingkungan sosial politik maupun kompetensi dan pengalamannya akan menjadi pertimbangan presiden untuk menentukan siapa pembantunya, siapa menterinya," jelas Jhonny.
"Yang paling penting presiden itu adalah chemistry. Bagaimana bekerja sama berdasarkan chemistry, apalagi presiden kita orang Jawa. Jadi ada simbol-simbol itu harus bisa dipahami oleh menteri-menteri. Ada beberapa menteri yang dituntut untuk memenuhi target presiden," sambungnya.
Namun, Jhonny melihat Ahok cocok dan memenuhi syarat untuk menjadi pembantu Jokowi di kabinet. Di pemerintahan, Ahok dinilai berhasil selama bertugas sebagai Bupati Belitung Timur dan Gubernur DKI Jakarta. Begitu pula saat menjadi anggota DPR. Jhonny menganggap integritas Ahok sebagai anggota dewan terjaga dengan baik.
"Kalau Bupati Belitung berhasil, pak Ahok sebagai anggota DPR integritasnya terjaga dengan baik. Pak Ahok sebagai Gubernur kita tahu, apabila kita mengukur kinerja dan program, konsistennya untuk reformasi birokrasi, untuk pembangunan Jakarta, pencegahan banjir macet dan sebagainya konsisten betul, dan itu memenuhi syarat," pungkas dia.
[dan] Sumber : Merdeka.com Selasa,
25 April 2017 16:19Reporter
: Raynaldo
Ghiffari Lubabah