Joni rawan, S.Pd., M.Si
Joni rawan, S.Pd., M.Si
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

Hidup Ibarat Sekolah

Sejak usia 4 tahun anak-anak sudah mulai mendapatkan pendidikan di PAUD atau TK. Selanjutnya anak memasuki sekolah Dasar, sekolah Menengah kemudian perguruan tinggi. Setelah menjadi sarjana ternyata masih ada sekolah yang lebih tinggi yaitu "Sekolah Kehidupan".
ilustrasi sekolah kehidupan (sumber net)
Sekolah Kehidupan ini memungkinkan seseorang naik kelas dengan cepat ke jenjang yang sangat tinggi dan terhormat. Bisa juga seseorang tetap tinggal di kelas yang sama atau bahkan merosot ke kelas yang lebih rendah.

Guru dari Sekolah Kehidupan adalah semua orang di sekitarnya. Dan Guru Utama adalah Pengalaman. Banyak peluang dan tantangan yang menjadi tugas sekolah. Bagi yang mengerjakan banyak tugas dengan baik maka akan mendapat kenaikan kelas kehidupan yang lebih mulia. Peluang dan tantangan yang datang itu sesuai dengan derajat kesanggupannya.

Kelas-kelas dalam sekolah kehidupan itu antara lain; pekerjaan, menemukan pasangan, kehidupan rumah tangga, membangun keluarga, menjadi orangtua, mengasuh dan mendidik anak, bertetangga, peran kepedulian sosial, kepemimpinan umat, dsb. Begitu banyak macam sekolah kehidupan, masing-masing mempunyai keunikan tugas yang memberi hadiah kenikmatan dan kemuliaan.

Prinsip utama dari kenaikan kelas adalah niat dan tujuan, kesungguhan, kejujuran, ketulusan, kepasrahan dan doa. Tingkatan Kelas ditentukan oleh luasnya pengetahuan, kepribadian dan kebiasaan, kecerdasan, kebijakan, dan yang terpenting adalah sebesar apa dampak dari perbuatan.

Dampak perbuatan antara lain; peningkatan kualitas diri, terwujudnya keluarga bahagia, membentuk anak-anak soleh, membantu banyak orang, membangun budaya, mensejahterakan rakyat, melestarikan alam, dsb. Makin hebat dampak perbuatan mencerminkan kemuliaan yang tinggi. Hadiah dari kemuliaan yang tinggi adalah kenikmatan dan kebahagiaan hakiki.

Waktu terus berjalan, umur terus bertambah, peluang sudah banyak terbuang, kesempatan makin menyempit dan jaman makin bertambah rumit. Masihkah Anda berdiam diri menunggu keajaiban? Ayo bangun dan songsonglah masa depan yang cemerlang!
Anda pasti bisa! Oleh dr. H Minanurrahman & Joni irawan

Berbagi

Posting Komentar